SETIAP manusia diciptakan berbeda, termasuk tingkat gairah seksualnya. Sejak gairah seks itu muncul, berapa lama Anda bisa bertahan tanpa berhubungan seksual? Menampik ataupun berlebihan dalam meluapkannya, punya dampak masing-masing.
Seks,
tidak diragukan lagi, adalah sebuah kebutuhan tubuh, yang didasarkan
pada dua alasan, yakni reproduksi dan kecenderungan untuk bersosialisasi
(berbagi cinta). Bertahan hidup pada periode waktu yang lama didasarkan
pada kemampuan manusia untuk hidup berkelompok. Secara alami, hal ini
memungkinkan manusia untuk melahirkan atau dilahirkan.
Nyatanya,
seks adalah hubungan yang menyenangkan. Seks adalah bentuk kesenangan
dari hubungan antar-manusia. Demikian seperti okezone nukil dari Times
of India.
Bagaimana tubuh mengatakan Anda harus berhubungan seks?
Mungkin
mudah untuk mengabaikan sinyal tubuh Anda saat keinginan (bahkan
kebutuhan) untuk berhubungan seks itu datang. Sering kali Anda
menggunakan alasan “ada masalah A, B, C, …”, sebagai tamengnya.
Cara
terbaik untuk mengenali panggilan tubuh ingin bercinta adalah mengamati
masalah dan berapa banyak mood negatif mendera sebelum berhubungan seks. Ingatlah, seks tidak hanya menyenangkan diri sendiri, tapi juga pasangan.
Secara fisik, sinyal yang kerap dikirimkan tubuh saat ingin bercinta, adalah:
1. Gugup berlebihan.
2. Kecemasan tak beralasan, migrain
3. Stres permanen
4. Kurangnya selera makan
5. Kurang tidur
6. Bertentangan perasaan mengenai orang tertentu
7. Kerap berfantasi seksual, terutama pada malam hari
Dalam
praktknya, kehidupan seksual yang tidak memusakan bisa menyebabkan
berbagai reaksi yang kebanyakan tak bisa dijelaskan mengapa itu bisa
terjadi. Bahkan dalam beberapa kasus ekstrim, dapat mengakibatkan reaksi
fisik dan psikologis, seperti kulit gatal-gatal, iritasi, marah, dan
lain-lain. Anda bisa mengakhiri perasaan tidak mengenakkan, baik psikis
maupun fisik ini dengan "membaca" sinyal tubuh.
Setelah Anda
benar-benar memahami bahasa tubuh, "Aku butuh seks!", itu akan menjadi
jauh lebih mudah bagi Anda untuk mengidentifikasi jangka waktu
terjadinya gejala tidak menyenangkan ini. Jika berhasil melakukannya,
Anda juga akan mampu mencegahnya.
Tentu saja, interval keinginan
berhubungan seks akan sangat bervariasi pada tiap orang, bergantung
kepada faktor-faktor tertentu, seperti usia, jenis kelamin, gaya hidup,
kondisi fisik, kehamilan, menopause, dan lain-lain.
Karena
itu, pastikan Anda meluangkan waktu untuk benar-benar menganalisis diri
dan tubuh, serta kebutuhan dan hasrat Anda. Dengan cara itu, Anda akan
mampu mengelola hingga memahami tindakan yang harus diambil agar
kehidupan Anda berjalan normal kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar